Sabtu, 25 April 2009

IPTV, Pesaing Baru Bisnis TV Kabel


Keberadaan teknologi Internet Protocol Television atau IPTV diyakini bakal menggeser dan menjadi pesaing baru dalam bisnis televisi berlangganan, khususnya televisi kabel atau satelit. Akan tetapi, untuk sementara konsumen IPTV ini masih terbatas kalangan menengah atas.
Menurut Manajer Pengembangan Bisnis PT Cisco Systems Indonesia Tony Seno Hartono, TV kabel berlanggan akan mendapat pesaing baru dari pengembangan teknologi berbasis internet yang bisa mengirimkan data berbentuk video.
Terlebih lagi, teknologi itu memanfaatkan jaringan kabel telepon yang sudah banyak tersambung di rumah-rumah konsumen. Akibatnya, operator tidak perlu lagi membuat jaringan baru yang memakan biaya besar. Sebab, melalui pengembangan teknologi yang kini digalakkan PT Telekomunikasi Indonesia tbk, satu kabel bisa dimanfaatkan untuk berbagai layanan pengiriman data, termasuk suara dan video. ”Sehingga, bila sebuah rumah sudah dimasuki kabel berkemampuan IPTV, rumah itu tidak perlu lagi langgan TV kabel atau satelit. Bisa dibilang, ini ancaman baru bagi penyedia TV kabel atau satelit,” ujar Tony,


Berbagai macam kelebihan yang ditawarkan IPTV ketimbang TV kabel atau satelit, salah satunya kemampuanuntuk merekam atau menghentikan gambar (pause) saat tayangan tersebut disiarkan. Bahkan, tayangan itu bisa diakses secara mobile tanpa harus berada di dalam rumah. Sebab, terdapat alat yang disebut set of box, yang berfungsi seperti decoder, sehingga melalui internet, tayangan itu dapat dinikmati dari jarak jauh.
Kelebihan lainnya, seperti dijelaskan Chief Technical Officer Alcatel di Indonesia Dirk Wolter, IPTV yang diluncurkan Alcatel menyediakan layanan komunikasi melalui televisis dan nonton bareng bersama sesama pelanggan IPTV. Alcatel juga menyediakan fasilitas kepda pelanggan untuk membuat tayangan televisi sendiri yang dapat dinikmati pelanggan lainnya.
Sayangnya, diakui Dirk, harga layanan IPTV yang ditawarkan kepada masyarakat di Bandung, maupun di kota-kota lain, masih terlalu tinggi, sehingga belum bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, segmen yang ditarget awal pelanggan IPTV ini masih pasar menengah atas, hotel-hotel, maupun penghuni apartemen.
Mengenai tarif, harga langgan yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan TV kabel satelit, berkisar Rp 300.000 per bulan, ditambah perlengkapan decoder yang harganya kurang dari Rp 1 juta. Setiap kanal televisi hanya menggunakan sekitar 2-4 mega bite per second dengan kualitas gambar yang setara dengan tayangan TV yang saat ini sudah ada, bahkan tersedia tayangan dengan layanan multilingual.
”Di Indonesia, sebaiknya IPTV dikenalkan dengan flat tariff, sebab model pembayaran itu yang lebih disukai konsumen kita,” kata Tony.
Menurut Tony, sejumlah kota besar, termasuk Bandung, saat ini sudah bisa mengakses IPTV, melalui jaringan kabel telepon ataupun kabel listrik. Idealnya, jaringan itu membutuhkan kualitas kabel yang bagus, tetapi kebanyakan kabel yang sudah terpasang banyak yang berkualitas rendah. Dirk menambahkan, tahun 2007 nanti, akses IPTV sudah bisa mulai dinikmati di Bandung, meskipun belum semuanya wilayah terlayani dengan baik. ”Murah atau tidak harganya, serta kapan IPTV mulai bisa dinikmati masyarakat bergantung kemampuan operator menyediakan jaringan yang memadai,” kata Dirk.
IPTV dan VOD, saat ini menjadi layanan baru, yang di banyak negara diluncurkan oleh Telco's (pemain tradisionil penyedia telekomunikasi di bidang telekomunikasi. Layanan ini mulai memasuki pasar dan berkompetisi dengan layanan TV standar yang dipancarkan melalui satelite, terestrial, dan kabel .

Besar lintasan data (bandwidth) jaringan broadband yang terus meningkat, makin canggihnya teknologi kompresi, dan arsitektur distribusi baru membuat penyediaan layanan IPTV/VOD secara teknik memungkinkan. Secara signifikan, pasar juga terus membutuhkan pasokan konten-konten digital yang lebih banyak.

Disinilah Telco's dapat mulai mencari kemungkinan pertumbuhan baru, sebagai ganti dari sudah stagnannya pertumbuhan pendapatan dari layanan telpon tradisional. Secara bersamaan, Telco's mendapatkan ancaman dari penyedia jasa berbasis kabel konvensional dan mulai masukknya perusahaan-perusahaan energi ke bisnis data melalui jaringan distribusi energinya (contoh: PLN yang mulai ikut bermain di bisnis internet).

Komponen-komponennya IPTV/VoDInternet-Protocol Television (IPTV) adalah penyediaan layanan streaming tv secara langsung via jaringan IP berbandwitdh lebar. Layanan ini bersifat multicast, dari satu sumber untuk banyak pengakses secara bersamaan. Video on Demand (VoD) adalah penyediaan layanan video yang diminta secara khusus oleh pengakses. Secara umum ini adalah layanan video streaming unicast, yang dideliver ke satu pelanggan.

IPTV dan VoD keduanya masuk kategori layanan berkualitas siaran TV. Artinya pelanggan akan menikmati layanan sekualitas TV satelit dan kabel yang sekarang umum kita nikmati. Standar siaran TV ini saat ini hanya bisa dilayani oleh provider berbasis satelit dan kabel dalam group tertutup. Internet IPTV dan internet VoD yang merupakan implementasi awal dari kedua layanan diatas, kualitasnya belum layak disandingkan dengan kualitas siaran TV.

Jenis-jenis Servis IPTV/VoD IPTV/VoD tidak hanya menyediakan jasa video, beberapa servisnya meliputi: Servis TV, video yang dipancarkan dalam waktu yang terjadwal, persis layanan TV konvensional. Pengembangan servis ini, bisa dengan membuat kanal-kanal yang khusus, misalnya, khusus memasak, khusus olahraga dll. Service VoD, Video yang dihantarkan ke pelanggan sesuai pilihan mereka.

Personal Video Recorder (PVR), Alat perekam yang akan merekam siaran untuk diputar dilain waktu. Network Personal Video Recorder (NPVR), versi jaringan dari PVR, NPVR tidak mesti ditempatkan di rumah pelanggan. Electronic Program Guide (EPG), layanan yang memberikan info program-program eksisting dan program-program kedepan dari layanan.

Information Services, layanan bersifat informasi, berita, laporan cuaca dll. Interactive TV, TV Show, dimana pelanggan bisa interaktiv. Interactive Applications, permainan yang dapat dideliver dengan mode broadcast, namun memanfaatkan kelebihan sifat interaktifnya. Permainan dapat berupa singleplayer atau mulitplayer antar pelanggan. Broadband Applications, video conferencing, e-Learning, dan security monitoring.

Keuntungan Implementasi IPTV

Penyediaan jasa IPTV menggunakan IP network berimplikasi positif pada efisiensi penggunaan jaringan. Jaringan IP, trafiknya dapat diatur sedemikian rupa, sehingga beberapa jenis paket bundling bisa dilewatkankan di atasnya. Selain itu terdapat kelebihan yang secara signifikan membedakan dari TV konvensional adalah, dapat disediakannya layanan yang bersifat interaktif seperti misalnya Video on Demand, ketimbang siaran TV lama yang lebih bersifat broadcast satu arah saja.

Sebagaimana disampaikan di atas, dasar dari layanan IPTV adalah triple play, dimana data video, audio, dan data dipertukarkan didalam jaringan tempat layanan di deliver. Berikut adalah tahapan dari transformasi yang mesti dilakukan untuk mempersiapkan support arsitektur jaringan untuk layanan IPTV.

Dari Teknologi ATM ke IP Backbone (jalur data) lokal dan link intrnasional memegang peranan penting dalam delivery layanan Broadband khususnya IPTV, strategi yang dapat dilakukan pada sisi ini adalah :

1. Pertama, upgrade ATM DSLAM ke IP DSLAM, yang menghasilkan jaringan yang lebih scalable.

2. Kedua, merubah pola koneksi yang komplek menjadi sederhana, misalnya dengan membuat Zero Configuration di sisi pelanggan.

3. Ketiga, melakukan distribusi Node-Node broadband, misalnya BRAS, agar pelanggan akhir mendapatkan akses terdekat ke network provider.

4. Keempat, memperbesar resource-resource network, membangun high speed backbone misalnya, agar tidak terjadi bottle neck di jaringan penyedia layanan.

Penyiapan infrastruktur broadband

Terdapat beberapa bagian terintegrasi yang memungkinkan terselenggaranya layanan IPTV:

• Pertama, universal broadbrand access, bagian paling dekat ke sisi pelanggan ini menuntut update yang cepat dalah hal teknologi dan kemudahan delivery. Upgrade teknologi pendukung layanan. Kebanyakan layanan broadband saat ini di dukung tekonologi Lite DSL yang merupakan seri pertama dari teknologi broadband berbasis DSL(Digital Subscriber Line). Untuk ke depan, paling tidak teknologi pendukungnya harus dapat mensupport ADSL2 dan VDSL, agar layanan-layanan audio-video, dapat di deliver ke pelanggan.

• Kedua, data aware transport, bagian ini harus dibangun dengan perspektiv penjagaan kualitas terhadap data yang disalurkan. IPTV adalah layanan dengan konten yang berkualitas tinggi, pengurangan yang terjadi akan mempengaruhi kualitas layanan.

• Ketiga, service aware edge, bagian ini bertanggung jawab terhadap delivery layanan sebagai sebuah servis yang mempunyai kualitas tertentu. Bagian inilah yang secara revolusioner merubah internet IPTV/VoD menjadi murni layanan IPTV dan VoD, karena kualitas servis dideliver di bagian ini.

• Keempat, service network, bagian ini memastikan data-data yang merupakan bagian utama dari layanan dapat dihantarkan ke tempat-tempat/lokasi yang berada jauh dari NOC (Network Operation Centre, Kantor Pusat penyedia layanan) secara baik dan terjaga kualitasnya.

Sumber dari berbagai tulisan di internet

Minggu, 19 April 2009

Menyiapkan Jaringan Akses Lokal Menyongsong Layanan Speedy Multispeed


Layanan Speedy Multispeed telah diluncurkan oleh PT. Telkom di area Jakarta & Bandung di awal April 2009. Layanan ini sebetulnya banyak dinantikan berbagai kalangan di Indonesia, tidak hanya di daerah Jakarta dan Bandung saja.

Layanan Speedy Multispeed menjadi dambaan para maniak (user) internet karena keunggulannya dalam memberikan kecepatan akses yang berbeda disesuaikan dengan ketersediaan anggaran customer. Layanan ini dibagi menjadi 7 jenis layanan seperti terlihat pada tabel-1 berikut.

Tabel 1. Layanan & tarif Speedy Multispeed.

Bagi mereka yang berkecimpung di Jaringan Akses Lokal (last mile), layanan Speedy Multispeed ini tidak serta merta dapat langsung diluncurkan. Karena akan terkait dengan infrastruktur Speedy yang salah satunya adalah jaringan akses lokal.

Secara ringkas setidaknya ada empat tahapan yang harus disiapkan petugas jaringan akses lokal dalam mengimplementasi Layanan Speedy Multispeed.

Pertama, tahapan mengukur kondisi jaringan akses kabel untuk memastikan kabel eksisting memenuhi persyaratan elektris untuk akses Speedy Multispeed (internet broadband). Standar parameter elektris yang diperlukan untuk layanan ini ditetapkan sebagai berikut :

1. Minimal memenuhi spesifikasi teknis layanan POTS (Plain Old Telephone System) dengan hasil ukur memenuhi spesifikasi di bawah ini.
a) Kontinuitas : urat a dan b tersambung baik, tidak silang dengan pair lain.
b) Tahanan Isolasi : > 10 Mega Ohm, yang diukur pada tegangan 90 VDC
c) Redaman Kabel : dibawah s/d 15 dB (1 KHz)
d) Longitudinal Balance : diatas s/d 60 dB.
e) Power Influence : tersambung baik.

2. Persyaratan Umum lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
a) Resistance Unbalance : < 4 %
b) Capacitancy Unbalance : < 4 %
c) Longitudinal Balance : > 60 dB.
d) Power Influence : < 80 dB.
3. Persyaratan berdasarkan kecepatan akses. Tabel-2 adalah parameter elektris kabel tembaga berdasarkan kecepatan akses.

Tabel-2 Parameter Elektris Kabel Tembaga

Kedua, tahapan mem-entry-kan hasil ukur kabel ke sistem administrasi kabel guna mempermudah petugas pelayanan (frontliner) dalam melayani pelanggan. Hasil ukur kabel yang tidak memenuhi syarat elektris, not ready to broadband (NR2BB) dipilah dengan yang memenuhi syarat, ready to broadband (R2BB). Kabel-kabel yang tidak memenuhi syarat, ditindaklanjuti dengan perbaikan di kemudian hari.

Ketiga, tahapan meluruskan port DSLAM & IPDSLAM dgn port MDF untuk mempermudah identifikasi, penomoran dan penanganan gangguan dikemudian hari. Kemudian pelurusan port ini perlu di-entry-kan ke sistem adminstrasi kabel untuk mempermudah petugas pelayanan memastikan seorang pelanggan dapat atau tidak dilayani-nya Layanan Speedy Multispeed.

Keempat, tahapan trial (percobaan) guna memastikan tahapan 1 s/d 3 telah berjalan sesuai rencana. Bila terdapat ketidaksesuaian, maka dilakukan koreksi pada tahap ini.

Setelah keempat tahapan dilaksanakan, maka layanan Speedy Multispeed dapat di-launching dan masyarakat luas sudah bisa menikmatinya. Mengabaikan penyiapan ini akan berakibat pada Time To Install (TTI) kepada calon pelanggan, tidak memenuhi tolak ukur. Akhirnya penulis mengucapkankan, "Selamat Datang Layanan Speedy Multispeed"

Referensi :
KR.02/TK.300/COO-C004100030/2009 tentang Standar Parameter Elektris Jaringan Akses Tembaga Untuk Layanan Broadband tanggal 16 Maret 2009.

Rabu, 15 April 2009

WiMAX Forum Frequently Asked Questions (FAQ)


Artikel ini ditulis ulang untuk mempermudah pemahaman tentang teknologi WiMAX secara keseluruhan. Meskipun rekan JAWARA berkecimpung di bidang perkabelan, tidak ada salahnya untuk meng-update pengetahuan kita supaya bisa mengikuti perkembangan teknologi dan juga menghindari citra gaptek atau gagap teknologi.

Apakah “WiMAX” itu?
“WiMAX” adalah akronim Worldwide Interoperability for Microwave Access.

Apakah teknologi WiMAX itu?
WiMAX adalah standar teknologi yang memungkinkan diselenggarakannya akses wireless broadband pada last mile (end user) sebagai alternatif dari kabel dan DSL. WiMAX menyediakan fixed, nomadic, portable dan mobile wireless connectivity tanpa membutuhkan line-of-sight dengan base station. Pada radius sel yang dilayaninya 3 – 10 km sistem yang telah disertifikasi WiMAX Forum Certified™ dapat diharapkan melewatkan kapasitas sampai 40 Mbps per kanal untuk aplikasi akses fixed dan portable. Bandwidth yang tersedia akan cukup untuk mendukung secara simultan ratusan bisnis dengan kapasitas T1 dan ribuan pengguna rumahan dengan kapasitas setara DSL. Aplikasi untuk jaringan mobile diharapkan dapat mencapai kapasitas 15 Mbps dalam radius sel hingga 3 km. Diharapkan pada 2006 teknologi WiMAX sudah akan diadopsi ke dalam PDA notebook dan perangkat mobile gadget lainnya, memungkinkan area urban dan kota untuk menjadi “MetroZones” untuk portable outdoor broadband wireless access.

Apakah WiMAX Forum™?
WiMAX Forum adalah organisasi yang terdiri dari para operator dan perusahaan komponen dan perangkat telekomunikasi yang mempromosikan, memberikan sertifikasi kompatibilitas dan interoperabilitas perangkat broadband wireless access yang mengacu pada standar IEEE 802.16 dan ETSI HiperMAN. WiMAX Forum didirikan untuk membantu menghilangkan penghalang bagi adopsi teknologi dalam skala luas bagi teknologi Broadband Wireless Access (BWA), karena standar saja tidak cukup untuk mendorong adopsi teknologi. Sepanjang perjalanan, Forum bekerjasama erat dengan penyelenggara layanan dan regulator untuk memastikan bahwa WiMAX Forum Certified systems sesuai dengan ekspektasi calon pengguna dan ketentuan Pemerintah.

Apa maksud WiMAX Forum Certified? Apakah berbeda dengan istilah “WiMAX compliant?”
Sebagai organisasi yang secara eksklusif berdedikasi melakukan sertifikasi interoperabilitas produk BWA, WiMAX Forum akan mendefinisikan dan mengelola pengujian performa dan interoperabilitas untuk memastikan setiap produk dan sistem dari vendor yang berbeda akan saling bekerja sama secara transparan. Produk dan sistem yang lulus pengujian akan menerima tanda “WiMAX Forum Certified”.
Vendor yang melakukan klaim bahwa produk mereka adalah “WiMAX-like,” WiMAX-compliant,” dsb., adalah BUKAN WiMAX Forum Certified, yang artinya perangkat tersebut tidak tersertifikasi sebagai perangkat yang akan saling interoperabel dengan perangkat vendor lain. Hanya perangkat yang mendapat sertifikasi WiMAX Forum Certified yang terbukti interoperabel dengan perangkat vendor lain yang juga memiliki sertifikasi yang sama.

Kapan WiMAX Forum mulai melakukan sertifikasi perangkat? Dimana perangkat itu akan diuji?
WiMAX Forum memilih Cetecom Spanyol sebagai laboratorium sertifikasi resmi. Pada Juli 2005, Cetecom akan mulai menguji perangkat produk perusahaan anggota WiMAX Forum untuk memastikan bahwa perangkat tersebut telah memenuhi standar performa dan interoperabilitas dari WiMAX Forum.
Pemilihan Cetecom adalah langkah kritis yang memungkinkan ketersediaan produk yang telah disertifikasi oleh WiMAX Forum Certified secara komersial, Cetecom memiliki afiliasi dengan laboratorium lain di tingkat regional untuk memastikan anggota WiMAX Forum di seluruh dunia dengan mudah mendapatkan akses ke fasilitas pengujian.

Apakah WiMAX Forum masih tetap dalam jalur untuk mencapai tujuan sertifikasi perangkat?
WiMAX Forum telah mencapai momentum signifikan selama lebih dua tahun terakhir, antara lain sejak pertengahan 2004, saat organisasi menetapkan pertengahan 2005 sebagai target peluncuran program WiMAX Forum Certified. Sejak saat itu, profil WiMAX Forum telah diseleksi, standar IEEE 802.16-2004 telah lengkap, pemanufaktur silikon memulai sampling pada produk mereka dan laboratorium pengujian telah dipilih. Persiapan laboratorium pengujian telah mencapai tahap final sebelum peluncuran program sertifikasi. WiMAX Forum percaya diri bahwa pengujian akan dimulai pada Juli 2005, sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Forum beberapa bulan yang lalu.

Kapan produk yang telah mendapat sertifikasi WiMAX Forum akan tersedia secara komersial?
Penting untuk diingat bahwa WiMAX Forum tidak memiliki kontrol terhadap kapan suatu produk akan memasuki pasar. Sebagai asosiasi industri, fungsi WiMAX Forum adalah untuk mendorong standarisasi dan sertifikasi − WiMAX Forum tidak mengeluarkan produk maupun membangun jaringan sendiri. Namun berdasarkan informasi dari perusahaan anggota, diharapkan uji coba laboratorium penyelenggara jasa akan dimulai pada kuartal ketiga 2005, diikuti dengan uji coba komersial pada kuartal keempat. WiMAX Forum optimis jaringan komersial pertama akan dapat diselenggarakan pada kuartal pertama 2006.

Kapan WiMAX Forum memperkirakan sistem ini akan meluas di pasaran?
WiMAX bukanlah teknologi baru, namun lebih inovatif dan secara komersial lebih memungkinkan adaptasi dari teknologi yang sudah terbukti untuk digunakan layanan broadband di seluruh dunia saat ini. Faktanya, wireless broadband access systems dari para anggota WiMAX Forum telah diselenggarakan di lebih dari 125 negara. Artinya, anggota perusahaan dalam WiMAX Forum akan menjadi yang pertama membawa solusi standar ke pasaran, memungkinkan layanan broadband lebih cost-effective untuk diselenggarakan dalam skala luas.

Perusahaan apa yang terlibat dalam WiMAX Forum?
Lebih dari 220 perusahaan adalah anggota WiMAX Forum, representasi keseluruhan ekosistem perusahaan yang dibutuhkan untuk membawa produk yang telah mendapat WiMAX Forum Certified ke pasar, termasuk pemanufaktur perangkat, operator, system integrator, pembuat silicon dan komponen dan penyelenggara aplikasi.

Apa manfaat produk yang telah mendapat sertifikasi WiMAX Forum?
Tujuan utama WiMAX Forum adalah untuk mengakselerasi introduksi layanan broadband wireless access services yang cost-effective kepada pasar. Berbasis standard, solusi interoperabel untuk meningkatkan skala ekonomi, hingga akhirnya mendorong harga dan tingkat performa tidak akan bisa dicapai oleh pendekatan proprietary, membuat produk yang disertifikasi oleh WiMAX Forum lebih cost-effective untuk menyelenggarakan layanan broadband services pada skala luas. Didesain untuk layanan carrier-class yang low-cost, bebas lisensi, sistem yang disertifikasi WiMAX Forum akan memberikan layanan berkapasitas tinggi dengan throughput (sampai 75 Mbps pada 20MHz channel) dan akan menyediakan layanan pada area 5 km dalam kondisi mendekati non-line-of-sight. Sistem ini skalabel hingga mencapai ribuan pengguna dan karena mereka akan saling interoperabel, penyelenggara jasa akan dapat membeli peralatan dari lebih satu vendor, sehingga dapat mereduksi resiko keseluruhan sekaligus membentuk pasar yang price-competitive.

Bagaimana produk WiMAX Forum Certified memperoleh manfaat dari pengguna corporate? Pengguna rumahan?
Untuk perusahaan, WiMAX akan menyediakan alternatif akses broadband yang cost-effective. Kebanyakan bisnis tidak tercover oleh layanan kabel, pilihan akses broadband hanya dari operator lokal, sehingga mengakibatkan situasi monopoli. Kemudahan pembangunan sistem yang telah disertifikasi WiMAX Forum akan menghasilkan kewirausahaan dan membawa kompetisi baru kepada pasar dan harga/tarif lebih rendah, karena perusahaan dapat membangun sendiri jaringan internal mereka. Khususnya relevan untuk industri seperti gas, pertambangan, agrikultur, transportasi, konstruksi dan lainnya yang beroperasi di lapangan.
Untuk sebagian pengguna rumahan pada wilayah suburban dan rural (dimana layanan DSL atau cable modem service tidak tersedia), WiMAX dapat memberikan akses broadband yang dibutuhkan. Sebagian sangat dibutuhkan terutama di negara sedang membangun, dimana infrastruktur telekomunikasi tradisional tidak dapat tersedia dalam waktu singkat.

Bagaimana bentuk customer premise equipment (CPE) nantinya dan berapa harganya?
Generasi pertama CPE yang telah mendapat WiMAX Forum Certified diharapkan akan berupa sebuah perangkat outdoor subscriber stations yang harus diinstalasi oleh teknisi, dengan bentuk semacam satellite dish ukuran kecil. Direncanakan akan tersedia pada akhir 2005/awal 2006 dengan harga sekitar $350. Generasi kedua CPE akan berupa sebuah perangkat indoor yang bisa dipasang sendiri oleh pengguna seperti cable modem atau DSL modem dengan harga sekitar $250 dan direncanakan tersedia pada 2006. Generasi ketiga CPE akan terintegrasi dalam laptops atau perangkat portable lain, diperkirakan harganya sekitar $100 dan baru akan tersedia pada 2006-2007.

Apa beda antara IEEE 802.16 dan teknologi WiMAX?
Salah satu obyektif utama WiMAX Forum adalah untuk menciptakan satu standar interoperabilitas dari standar IEEE 802.16 dan ETSI HiperMAN. Ini dihasilkan dari kreasi pada Profil Sistem. Berdasarkan pada apa yang dilihat oleh WiMAX Forum dari rencana perangkat penyelenggara layanan dan vendor, WiMAX Forum memutuskan untuk mendahulukan fokus pada profil modus 256 OFDM PHY dari standar 802.16-2004, yang sudah diratifikasi IEEE pada bulan Juni 2004. Layer fisik ini (PHY) akan dikombinasikan dengan satu single media access controller (MAC), untuk memastikan dasar yang sama bagi implementasi WiMAX.
Compliance dengan standar 802.16 tidak berarti bahwa perangkat tersebut tersertifikasi oleh WiMAX Forum atau berarti belum tentu interoperabel dengan perangkat dari vendor lain. Namun apabila perangkat itu telah mendapat sertifikat WiMAX Forum Certified, maka perangkat itu akan memenuhi standar 802.16 dan interoperabel dengan perangkat dari vendor lain yang juga mendapat WiMAX Forum Certified.

Apa beda “versi” 802.16 – seperti 802.16a, 802.16-2004 dan 802.16e?
Standar IEEE 802.16a fokus pada akses broadband tetap (tidak bergerak). IEEE 802.16-2004 memperkaya standar dengan menyediakan dukungan bagi indoor CPE. Standar IEEE 802.16e direncanakan sebagai pengembangan standar IEEE 802.16-2004 yang sudah disetujui. Penggunaan 802.16e adalah untuk mengisi kemampuan mobilitas pada standar saat ini, yang umumnya masih didesain untuk operasi stasiun tetap (tidak bergerak).

Kapan standar IEEE 802.16 disetujui?
IEEE menyetujui standar awal 802.16 untuk wireless MAN pada frekuensi 10-66 GHz di bulan Desember 2001. Pengembangan standar 802.16a untuk sub-11 GHz disetujui pada bulan January 2003. Standar 802.16-2004 telah diratifikasi oleh IEEE pada bulan Juni 2004. Standar 802.16e sedang dikaji oleh IEEE dan diperkirakan akan disetujui pada pertengahan 2005.

Pada spektrum frekuensi/ band mana WiMAX Forum ditujukan?
WiMAX Forum akan memulai proses sertifikasi awal perangkat pada 3.3 hingga 3.8 GHz dan 5.7 hingga 5.8 GHz band. Kedua profil ini meliputi sistem TDD dan FDD. WiMAX Forum telah membangun profil sistem yang ditujukan pada band bebas lisensi di 5.8 GHz, dan pada band berlisensi di 2.5 serta 3.5 GHz untuk mendapatkan pasar awal. WiMAX Forum juga bekerja dengan penyelenggara layanan dan pemanufaktur perangkat untuk memperluas alokasi frekuensi hingga meliputi semua spektrum frekuensi penting yang telah diidentifikasi oleh sejumlah perusahaan anggota sebagai potensi pasar bagi penyelenggara layanan.

Apakah WiMAX berkompetisi dengan Wi-Fi?
WiMAX dan Wi-Fi akan saling koeksis dan meningkatkan teknologi yang saling komplementer terhadap semua aplikasinya. WiMAX tidak diposisikan sebagai pengganti Wi-Fi. Justru, WiMAX akan komplemen dengan Wi-Fi dengan memperluas jangkauan dan layanan sebagaimana pengguna rasakan dengan Wi-Fi, namun dengan skala geografis yang lebih luas. Teknologi Wi-Fi didesain dan dioptimasi untuk Local Area Networks (LAN), sedangkan WiMAX didesain dan dioptimasi untuk Metropolitan Area Networks (MAN). Pada 2006-2008, diharapkan 802.16 dan 802.11 akan tersedia pada perangkat pengguna mulai laptop hingga PDA, keduanya akan menyediakan koneksi wireless connectivity langsung kepada pengguna di rumah, kantor dan saat bergerak (mobile).

Apakah WiMAX Forum bekerja sama dengan Wi-Fi Alliance?
Anggota WiMAX Forum bekerja dengan kelompok industri lain, termasuk dengan Wi-Fi Alliance, yang memungkinkan interoperabilitas penuh antara berbagai standar wireless hingga termasuk pengengembangan ekosistem wireless yang kohesif.

Apakah WiMAX berkompetisi dengan ETSI HiperMAN?
Standar IEEE 802.16-2004 (256 OFDM PHY) and ETSI HiperMAN menggunakan spesifikasi PHY and MAC yang sama. WiMAX Forum aktif di kedua organisasi standar tersebut untuk memastikan satu standar global Wireless MAN yang akan diadopsi.

Apa perbedaan antara 802.16 dan 802.20?
802.16 dan 802.20 adalah pendekatan teknologi yang berbeda kepada pasar. 802.20, masih dalam tingkat awal pengembangan dan tidak diharapkan selesai dalam dua tahun. 802.20 tidak memiliki dukungan dari industri sebagaimana WiMAX Forum (yang memiliki 150 anggota), isu interoperabilitas masih terus dipertanyakan dan tidak akan memperoleh solusi dalam waktu dekat.

(Diterjemahkan secara bebas dari dokumen FAQ http://www.wimaxforum.org)
Tulisan ini dimuat di SDA Magazine Edisi Juli 2005

Senin, 13 April 2009

WIMAX Menunggu Regulasi

Seperti halnya 3G, penerapan WIMAX di Indonesia juga ketinggalan dibanding negara lain. Jika di luar negeri sudah banyak yang mengimplementasikannya, sampai kini negara kita masih saja berkutat pada masalah regulasi.

Padahal WIMAX sudah diperkenalkan sejak tahun 2002 atau berarti 7 tahun dari sekarang. Seharusnya, paling tidak sekitar 3 tahun yang lalu saat baru digelar 3G, Indonesia juga bisa menerapkannya. Karena calon penyelenggara WIMAX dan vendor sudah siap pada masa itu.

Jika ditilik, masalah lamanya ini lebih kepada policy. Yaitu keinginan pemerintah untuk mengatur agar Broadband Wireless Access (BWA) itu menggunakan produksi dalam negeri sekaligus untuk memainkan lokal content (kandungan lokal). Hal ini diamini Made Meganjaya, VP Business Consulting Department PT.Lintasarta, dimana perusahaan tersebut juga mengikuti tender sebagai operator WIMAX.

Tapi ABWINDO (Asosiasi Broadband Wireless Indonesia) pernah mengusulkan supaya penerapan WIMAX dilakukan secara bertahap. Karena jika semuanya ditahan seperti impor tidak boleh, sementara itu operator diharuskan menggunakan produksi dalam negeri yang masih belum siap, pengembangan industri WIMAX menjadi terhenti.

Keinginan pemerintah pada prinsipnya bagus, karena semua pasti ingin menggunakan produksi dalam negeri. Pengembangan konten lokal supaya tidak tergantung terus dengan luar negeri. Hanya saja, Made beranggapan bahwa produksi dalam negeri masih belum mampu bersaing dengan produksi luar.

Saat ini sudah ada perusahaan lokal yang berhasil memproduksinya, yaitu WIMAX TRG dan HIMAX 231. Tapi WIMAX lokal itu juga masih dalam tahap pengembangan, padahal kalau produksi luar sudah bisa berjalan dengan sangat baik. Luar negeri memproduksinya secara massal dengan makro ekonomi yang lebih bagus. Sementara di Indonesia masih ekonomi biaya tinggi. Jadi benefit yang dirasakan pengguna lebih banyak misalnya tahan lama, user friendlydan lebih murah dibanding produksi dalam negeri yang masih butuh waktu.

Tapi lamanya menunggu implementasi WIMAX yang masih belum jelas seperti sekarang sudah mulai menemui titik terang. Menkominfo, Mohammad Nuh sudah menandatangani dua peraturan menteri (permen) dan dua keputusan menteri (KM) terkait dengan BWA ini pada pertengahan Januari 2009 dan tanggal 19 April 2009 ini dokumen tender WIMAX diumumkan. Pelaksanaan tender sendiri direncanakan berlangsung pada bulan Mei atau Juni.

Jalur frekwensi WIMAX yang diputuskan untuk dilelang, ditetapkan pada spektrum 2,3 GHz dengan 100 MHz pita frekwensi yang ditender. Setiap operator di satu blok, berkesempatan memenangkan pita selebar 12,5 MHz dan bisa mengambil maksimal dua blok sekaligus. BWA atau WIMAX akan dibagi dalam 15 zona wilayah atau blok di Indonesia. Semoga saja pelaksanaan tender ini bisa berjalan tepat waktu dan WIMAX bisa segera diimplementasikan.

Disadur dari Majalah Indonesia Techlife, my tech, my life, my style edisi April 2009 hal.44

WIMAX LOKAL Tuan Rumah di Negeri Sendiri


Potensi Indonesia masih besar di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Banyak hasil karya berupa software, desain, animasi dan lainnya dijual ke luar negeri. Tidak ketinggalan juga mengenai penerapan teknologi generasi mendatang seperti WIMAX.


Beberapa negara lain memang sudah lebih dulu mengaplikasikan. Untuk urusan ini, bangsa kita memang ketinggalan. Indonesia sampai saat ini masih belum resmi menerapkan WIMAX karena regulasi masih belum diresmikan. Meskipun begitu, bukan berarti kita tinggal diam hanya menunggu keluarnya regulasi WIMAX. Buktinya, saat ini saja sudah ada dua perusahaan yang mengembangkan teknologi tersebut.

HIMAX 231
Harif DTE meluncurkan WIMAX yang diberi nama HIMAX 231 pada Pebruari 2008. HIMAX 231 dikembangkan menggunakan standard IEEE 802.16-2004 untuk aplikasi Fix dan Nomadic. Produk ini bekerja pada frekwensi 2,3 GHz yang dibuat khusus untuk penggunaan di daerah dengan kepadatan penduduk rendah, sehingga sesuai untuk komunikasi pedesaan dan implementasi jaringan USO (Universal Service Obligation).

Ada sedikit perbedaan standard antara HIMAX 231 dengan WIMAX Forum. Standard pada HIMAX 231 adalah IEEE 802.16-2004 dan di WIMAX Forum adalah IEEE 802.16-2005. Khawatirnya, jika standard yang dipakai seperti pada HIMAX 231, maka skala ekonomis sulit tercapai. Karena pasar yang dituju hanya terbatas di Indonesia dan beberapa negara di Asia
Tenggara. Terminal (subcriber station) pun pilihannya tidak banyak karena vendor global kebanyakan mengembangkan device di standard 802.16e (2005). Tapi itu adalah HIMAX versi yang dikembangkan sekarang. Masih dimungkinkan nantinya akan menghadirkan HIMAX yang sesuai standard WIMAX Forum.

TRG Indonesia Tower
Technology Research Group (TRG) Research Center meluncurkan hasil pengembangan teknologi pita lebar (broadband) yang dinamai TRG WIMAX pada 29 April 2008. Hasil percobaan dengan video conference menghasilkan suara jernih dan gambar jelas tidak terputus membuktikan kualitasnya yang sangat prima. Kecepatan transfer data yang mampu dihantarkan WIMAX tersebut mencapai 24 Mega Bit per detik (MBps) pada frekwensi 2,3 GHz. Agar tidak bergantung ke vendor asing, produksi perangkat TRG WIMAX menggunakan software sepenuhnya buatan dalam negeri kecuali chipset yang masih harus diimpor.

Setelah sekian lama industri teknologi telekomunikasi nasional seakan tidak ada perkembangan berarti. Akses internet berkecepatan tinggi yang berbiaya murah sudah semakin menjadi kenyataan. Kandungan lokal pada industri inipun diharapkan akan semakin meningkat. Harapan ke depan tentu, perekonomian Indonesia akan semakin menguat tanpa perlu bergantung kepada asing. Meskipun terlambat, semoga saja WIMAX segera diimplementasikan dan kita juga menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Disadur dari Majalah Indonesia Techlife, my tech, my life, my style hal.43

Minggu, 12 April 2009

Welcome WIMAX Goodbye 3G ?

WIMAX didengung-dengungkan jauh lebih cepat mengantarkan data dibanding 3G. Apakah ini berarti WIMAX bakal mematikan 3G ? Pertanyaan ini sering menggelayuti benak konsumen telekomunikasi.

WIMAX yang lebih cepat dibanding 3G untuk urusan akses data memang tak terbantahkan. Baik teori maupun hasil pengujian dan yang sudah terjadi di luar negeri menunjukkan hal itu. Ketakutan bahwa WIMAX bakal menggusur 3G adalah hal yang wajar terutama bagi operator berlisensi 3G. Bahkan dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya mensinyalir bahwa lambatnya implementasi WIMAX di Indonesia itu salah satunya adalah menunggu 3G balik modal dulu.

Tapi jika dicermati lebih jauh, tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan. Dari berbagai diskusi mengenai WIMAX dan 3G, antara kedua teknologi ini tidak akan saling mematikan, bahkan bias saling mengisi satu sama lain atau komplemen. Dilihat dari sisi teknologi, antara WIMAX dan 3G juga berasal dari dua hal yang berbeda. WIMAX merupakan pengembangan dari Wi-Fi (Wireless Fidelity) atau awalnya jaringa komputer yang bisa internet. Sementara 3G, merupakan pengembangan dari generasi sebelumnya yaitu 2G di jaringan selular. 3G bisa digunakan untuk akses internet secara mobile dengan ketersediaan perangkat yang sudah banyak. WIMAX dioptimalkan untuk akses internet dalam keadaan diam. Namun tentu saja dalam hal ini diperlukan kepintaran regulator agar kedua teknologi tersebut tidak saling mematikan, tapi saling melengkapi. Dan mungkin juga hal ini merupakan salah satu faktor penyebab lamanya implementasi WIMAX tersebut.

Pernah juga ada yang mengkhawatirkan kehadiran teknologi Long Term Evolution (LTE) sebagai teknologi mobile generasi mendatang yang bakal mengancam perkembangan teknologi WIMAX yang sudah lebih dulu dikenal. Padahal dari sisi desain, LTE dan WIMAX berasal dari market yang berbeda, sehingga keberadaan kedua teknologi ini secara bersamaan tak perlu dikhawatirkan bakal mengancam satu sama lain. Dua teknologi ini juga sudah bisa diakomodasi oleh regulator.
Begitu juga WIMAX, meskipun dari hal interoperabilitas adalah pengembangan dari Wi-Fi, tapi tetap memiliki perbedaan dan tidak saling mematikan. Misalnya, WIMAX menggunakan spektrum berlisensi untuk beroperasi, sementara Wi-Fi tidak memerlukan spektrum berlisensi. Setiap orang atau pihak bisa menyediakan Wi-Fi baik dibuat berbayar atau gratis di area hotspot yang jangkauannya mencapai 100 meter.

Akhirnya, apapun teknologi yang dipakai, terpenting adalah bagaimana bisa mempercepat penetrasi internet, keterjangkauan harga dan mengurangi kesenjangan digital. Semua orang berhak untuk memperoleh informasi meningkatkan produktivitas. Tidak hanya internetnya yang broadband, tapi pertumbuhan ekonominya juga broadband.


Disadur dari Majalah Indonesia TechLife, my tech, my life, my style edisi April 2009 hal.40

Sabtu, 11 April 2009

WIMAX EVOLUSI TEKNOLOGI INTERNET

“Duh …lama banget nih download attachment e-mailnya, padahal sebentar lagi ada janji ketemu klien,” keluh Dina atas lambatnya koneksi internet di kantornya.

Keluhan semacam ini sering kita dengar bahkan juga mengalaminya sendiri. Seiring kemajuan teknologi, kemajuan akan akses data internet dengan kecepatan tinggi memang semakin besar. Teknologi yang ada pada masanya dianggap kurang memadai. Untuk itulah teknologi terus dikembangkan untuk mempercepat layanan data.

Pada awalnya, tahun 1969 Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengadakan riset Arpanet untuk menghubungkan sejumlah computer dalam jaringan organic yang setahun berikutnya baru terwujud. Tahun 1973, ahli computer Cinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan gagasan besar yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Riset terus dilakukan, misalnya tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP) kemudian pada 1984 diperkenalkan sistem nama domain (DNS/Domain Name System) untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer. Sementara itu pada telekomunikasi, Eropa mulai menerapkan teknologi selular pada decade 70-an dan masuk Indonesia tahun 1984.

Karena semua ingin serba mudah dan terjadilah apa yang dinamakan konvergensi. Internet yang sebelumnya hanya bias diakses di komputer melalui jaringan, mulai bisa juga dari ponsel, tetapi pengguna juga menginginkan kecepatan data dan fitur. Maka diberilah tanda atas perkembangan teknologi di selular seperti 1G, 2G, 2.5G, 3G dan 3.5G. Begitu juga pada komputer yang berkembang dengan adanya notebook yang bersifat portable. Penggunanya menginginkan akses internet dimana saja tanpa harus direpotkan dengan kabel sehingga hadirlah Wi-Fi (Wireless Fidelity).

Sekarang yang mulai ramai dibicarakan adalah WIMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang dicetuskan WIMAX Forum pada tahun 2001. Forum ini mendefinisikan WIMAX sebagai “sebuah standar teknologi yang dapat memungkinkan penyampaian akses wireless broadband jarak jauh sebagai alternatif dari kabel dan DSL (Digital Subcriber Line).” Alasan mengapa WIMAX begitu ditunggu adalah karena teknologi ini memungkinkan akses nirkabel berkecepatan sangat tinggi. Secara teori dan juga dari beberapa uji coba, WIMAX mampu menghantarkan cepat hingga 80 MBps dengan jangkauan sampai 50 kilometer. Jauh lebih kencang dari 3G pada selular yang hanya sekitar 3,2 MBps.

WIMAX menggunakan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang memberikan keuntungan dalam hal cakupan, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekwensi dan efisiensi pita frekwensi. Selain kapasitas lengkap daripada yang ada sekarang, interoperability juga menjadi nilai lebih mengingat WIMAX adalah enhancement dari teknologi Wi-Fi.

Pada Negara seperti Indonesia, tujuan diimplementasikannya WIMAX cukup penting, diantaranya adalah untuk mempercepat penetrasi internet, harga yang lebih murah dan mengurangi kesenjangan atau digital divide. Sehingga masyarakat perkotaan hingga pedesaan bisa merasakan manfaat yang sama. Sudah tidak sabar menunggu datangnya WIMAX ?


Disadur dari Majalah Indonesia TechLife, my tech, my life, my style edisi April 2009 hal. 39